Pages

Tuesday, September 28, 2010

Short Character Profile UNLIMITED CYBER

Character Unlimited Cyber

Short Profile - Squad 12


Keyda Mathewhanks

Dingin dan tenang, itulah Keyda. Dia tidak banyak bicara dan lebih senang bekerja. Setiap kalimat yang dikeluarkannya irit dan simpel, namun mempunyai makna yang dalam. Dia lebih memilih diam dalam diskusi dan mengeluarkan argumentasinya saat teman-temannya yang lain kehabisan ide. Karena pendiam, ia jarang memberitau keluhan dan isi perasaanya ke teman-temannya. Tatapan matanya tajam dan perawakannya acak-acakan (rambutnya hitam pekat dan matanya yang kelam selalu menatap orang dengan pandangan datar). Namun dia adalah orang yang selalu membantu dan menyelamatkan teman-temannya di saat yang tepat. Sering mendapat masalah karena Karen, dan menaruh perhatin khusus kepadanya.


Felix Fortune

Enerjik, tak bisa diam, ceria, dan sangat norak, pastilah dia Felix. Dia seperti bajing loncat, tak bisa tenang jika belum tenang. Senang akan petualangan, dan selalu semangat dalam mengerjakan sesuatu. Dia tidak suka situasi sedih atau melankonis, dan selalu menceriakan suasana dengan ucapannya yang terkesan melawak dan konyol. Wajahnya selalu terlihat ceria dan tak pernah murung (kontras dengan sahabat karibnya). Sangat suka makan, namun entah kenapa ia tidak gemuk ataupun mempunyai masalah pada tubuhnya (mungkin karena banyak bergerak). Suka mengesampingkan dirinya sendiri untuk kepentingan orang lain, khususnya teman-temannya.


Joey Lisse Steward

Tokoh yang punya karisma tinggi dan bersahaja. Wataknya pintar, pemimpin yang baik dan penuh senyum. Ia juga anak yang cerdas (mengingat ia telah menjadi Letnan pada umur 17 tahun) dan rajin. Ia dipuja-puja oleh para petinggi militer dan para tentara wanita karena sifat dan perawakannya yang jarang dimiliki oleh tentara lain. Jika ia mengutarakan pendapat, pasti akan langsung didengar oleh orang lain. Namun terkadang ia dapat menjadi sangat egois jika kesal pada orang lain. Menjadi orang yang terpandang di Militer.

Bruno Faith

Sama seperti Amy: polos. Ia kadang merasa jengkel dengan wataknya yang seperti perempuan. Ia sering diejek ’banci’ atau ’wanita’ oleh tentara lain, dan kadang membuatnya marah. Namun ia adalah tokoh yang paling penyabar dan cerdas. Ketertarikannya pada dunia teknologi sangat menolong teman-temannya pada situasi terdesak atau sulit. Ia dengan cepat dapat memecahkan kode, atau mengacaukan kendali Reserve Cyber dengan sekali merombak sistemnya. Menjadi andalan pada Squard-nya untuk memecahkan kode-kode ataupun huruf-huruf kuno pada Scar Path Cyber.

Saga Van Vivant

Perangainya kasar, senang mencari masalah dan tak bisa diam. Omongannya ceplas-ceplos dan apa adanya. Ia tidak suka berbohong, dan jika dia memang benci, dia akan katakan benci. Fisiknya sangat kuat (dia senang berkelahi) dan sangat membantu dalam menumpa Alfa Cyber milik Scar Path Cyber. Sekilas dia seperti anak yang kasar, namun ia adalah tokoh yang tahan banting dan tidak mudah menyerah pada keadaan. Karena ia tau akan kelemahannya dalam mengolah kata dan mengambil keputusan, dia suka berhati-hati dalam berbicara (terutama kepada atasan) dan bertindak. Dia akan bertanya dua kali ”Apakah aku akan melakukannya?” sampai yakin pilihannya benar.

Tuesday, September 21, 2010

Unlimited Cyber Chapter 9

9; Sign

; Barat Daya St.Petro, 07.30 AM

“Lagi-lagi pulpenku hilang!” aku mendengus sebal. “Kenapa sih, seperti semua pulpen di dunia ini tak ridho jika kugunakan!”

“Kau kan memang ceroboh!” sindir Megan. “Nih, pakai pulpenku saja!”

Aku menyambar pulpen yang disodorkan Megan kepadaku. Ku mulai membuka buku catatanku, berharap bahwa kaburku dari tugas hari ini akan membuahkan hasil. Perlahan kudekati reruntuhan bekas pertempuran kemarin saat melawan wanita Scar Path Cyber. Amber sudah ada di sana, menyapu pandangannya.

Monday, September 20, 2010

Unlimited Cyber Chapter 8


-->
8; Plan
; Markas Angkatan Pusat, 08.26 AM
“Jadi menurutmu…” ucapku melihat kembali kertas-kertas hipotesis Megan. “Jika aku mulai mengingat-ingat lagi kejadian dahulu, kita akan menemukan ingatanku?”

“Kan menurutku!” Megan menjawab canggung. “Yang ku tonton di film-film sih begitu!”

“Hmm….” Aku kembali memandang kertas tadi. “Aku kurang mengerti, jika aku akan datang sendiri ke sana, aku akan mengingat kembali apa yang terjadi, gitu?”